Kurikulum 2013 yang diterapkan mempunyai Konsekuensi pada
pola ujian nasional yang perlu dievaluasi. Hal tersebut disebabkan Kurikulum
2013 menekankan pada tumbuhnya kreativitas, inovasi, dan keterampilan siswa, disisi
lain ujian nasional menekankan pada prestasi nilai yang diraih siswa.
Elin Driana mengatakan, Tes ujian kelulusan atau Ujian Nasional kontraproduktif dengan system pembelajaran yang dikehendaki Kurikulum 2013.
Elin Driana mengatakan, Tes ujian kelulusan atau Ujian Nasional kontraproduktif dengan system pembelajaran yang dikehendaki Kurikulum 2013.
Praktisi pendidikan yang mendalami bidang riset dan evaluasi
di Indonesia ini mengatakan UN selama ini hanya berorientasi pada nilai. Dan Sekolah
dipandang untuk mencari nilai baik dan dapat ijazah. Esensi belajar atau
pendidikan untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, untuk cinta
belajar, belum muncul. Anak-anak kita belajar karena mau mengejar nilai, bukan
karena cinta belajar. Dan Perubahan Kurikulum 2013 harus mampu mengubah
paradigma itu.
Menurut Elin Evaluasi untuk sekadar lulus justru mulai ditinggalkan. Dia memberikan contoh di Shanghai yang meninggalkan evaluasi untuk kelulusan seperti UN, terutama untuk pendidikan dasar. Dengan perubahan itu, Shanghai melesat maju dalam peningkatan hasil pendidikan dalam bidang matematika, sains, dan membaca dari beberapa evaluasi internasional, seperti TIMMS, PISA, ataupun PIRLS.
Terkait dengan hal tersebut, Muhammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, ada kemungkinan UN dievaluasi. Namun, pemerintah belum membahas hal tersebut saat ini.
Menurut Elin Evaluasi untuk sekadar lulus justru mulai ditinggalkan. Dia memberikan contoh di Shanghai yang meninggalkan evaluasi untuk kelulusan seperti UN, terutama untuk pendidikan dasar. Dengan perubahan itu, Shanghai melesat maju dalam peningkatan hasil pendidikan dalam bidang matematika, sains, dan membaca dari beberapa evaluasi internasional, seperti TIMMS, PISA, ataupun PIRLS.
Terkait dengan hal tersebut, Muhammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, ada kemungkinan UN dievaluasi. Namun, pemerintah belum membahas hal tersebut saat ini.
Dalam perubahan
Kurikulum 2013, pemerintah memang merencanakan perubahan UN, tetapi pada soal
waktu pelaksanaan. Di SMA dan SMK, UN dimajukan ke kelas XI. Di SMA bertujuan
supaya di tingkat akhir siswa bisa fokus untuk ujian masuk perguruan tinggi,
sementara di SMK agar siswa bisa memperdalam praktik kerja industri untuk
mematangkan sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Guru Besar Matematika Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto Ditempat terpisah mengatakan, pelaksanaan UN tidak relevan lagi untuk kelulusan, memotivasi belajar, dan untuk membentuk sikap kompetensi siswa. Evaluasi UN semestinya dikembalikan untuk pemetaan, untuk memastikan siswa memenuhi kompetensi abad ke-21. Dari kajian terhadap UN Matematika, menurut Iwan, soal-soal di UN hanya membuat siswa bernalar rendah dengan perhitungan ruwet.
Guru Besar Matematika Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto Ditempat terpisah mengatakan, pelaksanaan UN tidak relevan lagi untuk kelulusan, memotivasi belajar, dan untuk membentuk sikap kompetensi siswa. Evaluasi UN semestinya dikembalikan untuk pemetaan, untuk memastikan siswa memenuhi kompetensi abad ke-21. Dari kajian terhadap UN Matematika, menurut Iwan, soal-soal di UN hanya membuat siswa bernalar rendah dengan perhitungan ruwet.
Sebagai masyarakat Indonesia saya sudah tidak kaget lagi
dengan hal itu, setiap tahun pasti hal tersebut menjadi sesuatu yang hangat
dibicarakan bahkan bukan hal baru lagi jika UN perlu di evaluasi. Yang selalu
membuat saya berfikir, apakah hal ini hanya menjadi berita tahun saja? semoga
saja tidk, tentunya kita berharap pendidikan harus sesuai dengan perkembangan
zaman, kurikulum yang dibuat harus sesuai dengan pelaksanaannya.
0 komentar:
Post a Comment